Sasuke's Mangekyō Sharingan agung al muazzaroh: Februari 2011

Minggu, 27 Februari 2011

Kunci Kebahagiaan Terletak di Tangan Kita



alt
Seorang yang matang dapat menggenggam kunci kebahagian ditangannya sendiri, dia tidak mengharapkan orang lain memberinya kebahagiaan, malahan dia akan membawa kebahagian dan kegembiraan kepada orang lain.
Minggu pagi seluruh keluarga dengan gembira pergi ke restoran cepat saji menikmati sarapan pagi, saya mendapat tugas berbaris mengantri memesan makanan, suami saya dan anak-anak ke lantai atas mencari tempat duduk, didepan saya hanya ada seorang yang sedang mengantri, didalam hati saya berpikir dalam 5 menit makanan sudah bisa dipesan, tetapi tidak disangka, pelayannya adalah orang baru, selalu membuat kesalahan, saya memandang ke samping kiri kanan saya semuanya sudah bergerak dengan cepat, orang-orang yang lebih lambat datang semuanya sudah mengambil makanan dan meninggalkan tempat itu, tetapi orang yang berdiri didepan saya sama sekali tidak bergerak.
Saya mulai tidak sabaran, ketika sudah sampai ke giliran saya, makanan yang saya pesan beberapa jenis sudah tidak ada harus menunggu sekitar 5-6 menit lagi, saya tetap berdiri menunggu, ketika saya melihat ke jam tangan, dari saya masuk mulai mengantri sampai sekarang sudah menghabiskan waktu 25 menit, sungguh keterlaluan!
Saya merasakan denyut jantung saya mulai lebih cepat, benar, ini adalah pertanda emosi saya mulai tidak stabil. Tetapi setelah dipikir kembali hari minggu yang demikian cerah ingin bersama dengan keluarga melewati hari minggu dengan ceria, mana boleh emosi saya dikacaukan oleh seorang pelayan yang belum berpengalaman?
Saat itu juga saya memutuskan dengan bijaksana, yaitu menolak semua orang dan lingkungan yang membuat emosi saya tidak stabil, menggenggam sendiri “Kunci kebahagiaan ditangan sendiri.” Ketika tiba giliran saya yang dilayani dan setelah ia berhasil mengambilkan semua pesanan saya, dengan tersenyum cerah saya berkata “terima kasih” lalu dengan gembira membalikkan badan dengan hati yang gembira mencari keluarga saya.
Di hati setiap orang ada sebuah kunci kebahagiaan, tetapi kita sering tidak sadar menyerahkan kepada orang lain dan dikuasai oleh orang lain. Seorang perempuan berkata kepada saya, “Hidup saya sangat tidak bahagia, karena suami saya sering ke luar kota.” Dia menyerahkan kunci kebahagiaan ke tangan suaminya, seorang ibu berkata, “Anak saya selalu tidak patuh, saya sangat marah” dia menyerahkan kunci kebahagiaan ke tangan anaknya. Pria sering berkata, “Atasan saya selalu memandang rendah saya, sehingga saya selalu emosional.” Dia menyerahkan kunci kebahagiaan ke tangan atasannya, mertua berkata, “menantu saya tidak sayang kepada saya, nasib saya sungguh malang.” Dia menyerahkan kunci kebahagiaan ke tangan menantunya, pemuda dan pemudi keluar dari toko komputer, “layanan toko ini sungguh jelek, membuat saya emosi.” Semua orang ini telah membuat kesimpulan yang sama yaitu membuat orang lain mengontrol emosi dan suasana hatinya.
Ketika kita membiarkan orang lain mengontrol suasana hati dan emosi kita, kita akan merasa kita selalu dirugikan oleh orang lain, membuat kita tidak berdaya, sehingga kita menjadi emosional dan marah-marah, mulai menyalahkan orang lain bahkan mulai berpikir, “saya demikian sengsara, semua ini adalah akibat kesalahan kamu, kamu harus bertanggung jawab atas semua penderitaan saya.” Pada saat ini kita akan melimpahkan semua kesalahan kepada semua orang yang ada disekeliling kita, meminta mereka membuat kita menjadi bahagia. Bahkan kita seolah tidak dapat mengontrol diri kita sendiri, sungguh menyedihkan hanya bisa membiarkan orang lain mengatur hidup kita.
Ini adalah jenis orang yang membuat orang lain tidak berani mendekatinya ingin menjauhinya. Seseorang yang matang dia bisa menggenggam kunci kebahagiaan ditangannya sendiri, dia tidak mengharapkan orang lain memberinya kebahagiaan, malahan dia akan membawa kegembiraan dan kebahagiaan kepada orang lain. Emosi dan suasana hatinya selalu stabil, bertanggung jawab kepada diri sendiri, bergaul dengan jenis orang ini adalah sebuah kebahagiaan bukan tekanan.
Dimanakah kunci kebahagiaanmu? Ditangan orang lainkah? Cepatlah pergi mengambilnya kembali !

Kamis, 24 Februari 2011

masa" abu - abu

Saya termasuk di antara mereka yang memiliki kenangan abu - abu. Namun membaca Kenangan Abu - Abu ini akan  membuat saya teringat dengan masa - masa SMA saya. Masa di mana saya merasa tahu dan merasa mampu berbuat apa saja, serta merasa bangga saat melakukan hal - hal bodoh seperti terlambat, bolos, mojok.

Masa - masa indah di mana kebebasan dan keberanian yang sama tidak akan bisa terulang kembali, termasuk masa di mana saya masih begitu percaya bahwa cinta adalah seperti kisah - kisah para putri Disneyland yang saya tonton, bahwa cinta adalah selalu sejati, dan tanpa cinta yang satu itu maka segalanya musnah tak berarti.

Saat itu saya juga masih percaya bahwa pria sama dengan wanita, begitu juga dengan cara berpikir mereka dan bahwa mereka akan rela melakukan dan meributkan hal - hal kecil demi perasaan mereka, seperti halnya yang dilakukan oleh kaum sejenis saya.

 Mungkin karena anak - anak ini adalah anak - anak sekarang yang sudah menonton sinetron - sinetron Indonesia dan ada di sebuah dunia bebas informasi. Reaksi yang biasa timbul dari remaja seusia ini di masa saya dulu biasanya akan mementingkan sahabat di atas apapun dan para anak lelaki biasanya sangat tabu untuk berkelahi gara - gara seorang perempuan.

tampang" bidadari blerek yang lagi narsis

foto dalam kelas

ini adalah sebuah karya anak" kelas XII IS 2 yang dapat meraih juara 1 dg usaha yang keras dan jiwa kreatif yang tinggi, kekompakan, dan sebuah pengorbanan ( 2 hari 2 malam g pulang g gnti baju, eyel"lan karo mbah gindu..sebuah pengorbanan yang tinggi) modal nekat tpi hasile memuaskan, 
oke g bruw..........!!!!!!

tampang anak IS 2 yang lagi mojok

oke g ada salahnya kita berpadu kasih yang mungkin ini akan mnjadi kenangan yang tak terlupakan dalam kehidupan kita dan akan mejadi sebuah kenangan  yang indah.........
tapi yaine anak" 3T + Iy = G . C og mlah mrai mojok....wah g maen yi.....

Selasa, 22 Februari 2011

tampang preman XII IS 2 ( bolo 3T + Iy = G . C )

toklek = ( yang paling besar )
 tongek = ( yang paling belakang klihatan kpalaya saja )
1y     = yie dien ( yang duduk di depan yang g pakai peci )
G = gogon ( yang senyum klihatan giginya sbelahnya mas tow )
C = ca' alwi ( yang paling kanan bawa sulak kaya pembantu rumah tanga )
oke.... udah lengkap

jiwa solidaritas anak IS 2

ketika menjenguk teman yang rumahya hancur karena banjir kemarin pak wanto  pak hardi semakin exist aja

it's ok perfect

Senin, 21 Februari 2011

korban banjir

3T + I Y= G . C

oke.... bruw ( 3T + I Y= G . C ) ialah nama rumus khusus anak XII IS 2 atau klau bhasa gaulya di sebut jg organisasi mosak masik anak klas IS 2 klompok yang beranggotakan bcah" bedugal yaitu tongek, toklek, and au cendri tower ( mas tow ) tu dari kta 3T, sdangkan yang 1Y ialah yie dien atau juga asnaful m. dan G . C ialah gogon n ca' alwi.... itulah yang di mksut dari 3T + I Y= G . C ... ok tmen" udah faham smua kan, ... nama itu terbentuk secara tidak di sengaja, mngkin terinspirasi dari rumus" pljaran yang di berikan pak to ( pak wanto ) pdahal blas g mudeng plajarane. . ,. byasa cah nom, mungkin ini adalah knang"an yang abadi bagi kami, . . ini adalh suatu kehormatan dan kberuntungan bagi saya mmpunyai tmen' sperti kalian ini, saya hnya berharap stelah klulusan tidak melupakn ai.... ok hanya ini saja urek"an saya hari ni, .

Minggu, 20 Februari 2011

SAHABAT

Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian

Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku

Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia

Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang

Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah

Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam

Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat

me and plend