Sasuke's Mangekyō Sharingan agung al muazzaroh: 2011

Rabu, 06 April 2011

preman - preman

                                                                      XII IS 2
anak" berwajahkan aneh.... tapi nyata rambut semiran, nyekel udut, sandinge cewek" cantik......
beginilah tampang anak" IS 2 yang mempremani MA NU NURUL ULUM, yang sekarang insyaf dan pakai peci + sarung....hehehehehhe

yaine (ca' alwie )





mohon yang punya uang recehan mohon di kasihkan remaja yang megang gitar ( go bayar utang )

wanted ( orang gila berbahaya mmbawa virus anjing gila )



orang" gila dari XII IS 2 bagi yang menemukanya mohon segera lapor ke 3t + Iy = g . c
di karenakan mereka sangat berbahaya.

ganteng coy....


preman XII IS 2 insyaf.......

Kamis, 17 Maret 2011

Ingat Mati Tapi Lupa Diri


Dalam sebuah hadist Qudsi yang cukup panjang, menggelitik hati kita. Alangkah baiknya jika kita simak:
Aku (Allah) heran terhadap orang yang yakin akan datangnya kematian tetapi ia masih membanggakan diri ?
Aku heran terhadap orang yang yakin dengan hari perhitungan (hisab), kenapa ia masih sibuk menimbun harta benda?
Aku heran terhadap orang yang yakin akan masuk pintu kubur, kenapa mereka masih tertawa terbahak bahak?
Aku heran terhadap orang yang yakin terhadap hari akhirat, kenapa mereka masih bersenang senang dan lalai tidak beramal?

Aku heran terhadap orang yang yakin akan lenyapnya dunia ini, kenapa dia masih menambatkan hati kepadanya?
Aku heran terhadap orang alim yang pintar bicara tetapi bodoh dalam paham pengertian.
Aku heran terhadap orang yang sibuk menyelidiki aib orang lain, tetapi lupa cacat/cela dirinya sendiri.
Aku heran terhadap orang yang tahu bahwa Allah memperhatikan tingkah lakunya, mengapa ia masih durhaka kepada Allah?
Aku heran terhadap orang yang mengerti bahwa ia akan mati sendirian dan masuk kubur sendirian, kenapa ia masih asyik bersenda gurau dengan orang banyak?
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, Muhammad itu benar benar hamba Ku dan rasulKu
Diakui atau tidak, banyak orang yang tidak sempat mengadakan perenungan. Dengan kesibukan yang padat, rasanya sulit mencari waktu yang tepat untuk berpikir mendalam. Hari hari hanya diisi dengan kerja dan kerja. Seakan semua waktu dalam hidup ini habis sekadar untuk mencari nafkah. Kesibukan seperti ini sudah menjadi ciri atau malah menjadi bagian dari kehidupan modern.
Malam hari yang semestinya waktu paling cocok untuk melakukan perenungan ternyata juga tersita untuk sekedar urusan dunia. Malam, utamanya dikota kota besar tidak lagi ada bedanya dengan siang, Tetap ramai, tetap sibuk. Lampu lampu kota kini telah menjadi ‘pengganti’ matahari. Malam pun tetap terang benderang, Itulah sebabnya kemudian bermunculan manusia ‘kelelawar’ yang jadwal hidupnya justru terbalik, Di siang hari mereka tidur, malam hari mulai menampakkan tanda tanda kehidupannya bekerja. Tentu saja hal ini menyalahi sunnah, menyelisih fitrah.
Firman Allah,”Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.” (QS Al Furdan 47 ).
Karena manusia sudah merasa tidak lagi cukup waktunya untuk mencari kehidupan di siang hari saja, maka malam harinya mereka gunakan juga untuk bekerja. Akibatnya jam istirahat berkurang. Apalagi jam untuk tafakkur, mengadakan perenungan, muhasabah (menghitung diri), muroqobah (mendekatkan diri pada Allah), hampir tiada lagi sama sekali. Jangankan shalat malam, sedang shalat Isya saja dikerjakan sambil ngantuk, pikirannya masih tertuju pada lain yang sifatnya keduniaan. Apalagi disaat shalat, TV tidak dimatikan, sebab anak istri sedang menonton, Bagaimana bisa khusyu’ sedang ingat bacaannya sudah kesulitan. Terlebih kini semakin banyak saja acara yang menarik, yang melalaikan manusia dari memikirkan arti hidupnya sendiri. Semestinya sebelum pergi tidur diluangkan waktu sejenak untuk berzikir. Kalau bisa, shalat dua rakaat. Kalau masih bisa, baca Al Qur’an minimal tiga surat terakhir atau tiga Qul, yaitu Qul Huwallahu ahad, Qul a’udzubirabbil falaq, dan Qul a’udzu birabbinnas, lalu ditutup dengan do’a tidur. Tapi alangkah banyaknya orang yang pergi tidur tanpa sengaja. Sambil menonton TV keterusan. Lupa berzikir, lupa shalat, lupa berdo’a ataupun mengadakan perenungan. Malah mengatur posisi tidurnya saja tidak sempat untuk bangun tengah malam apalagi.
Kurangnya mengadakan perenungan berakibat sangat fatal, Manusia tak lagi mengerti untuk apa mereka bekerja. Mereka bekerja sekedar untuk mencari harta. Setelah harta didapat digunakan sekenanya. Tidak ada waktu lagi untuk berfikir, darimana harta didapat.
Tidak ada kesempatan untuk merenung, apakah yang lain juga mendapat, Tak juga sempat menilai, halal atau haram pendapatannya dan sebaliknya digunakan untuk apa saja itu semua. Dalam benaknya hanya ada satu pikiran, pokoknya saya dapat. Mestinya berfikir, darimana didapat, dan kemana dibelanjakan. Orang yang sudah pada taraf seperti ini hidupnya hanyalah sekedar untuk memenuhi hidup. Mereka bekerja, berjuang, berkorban, berdamai dan berperang, hanya untuk hidup, bahkan mereka mempertaruhkan hidupnya sekedar untuk hidup.
Mereka ini disindir Allah dalam firman Nya ”Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat ayat Allah. Mereka mempunyai mata, tetapi tidak dimanfaatkan untuk melihat tanda tanda kebesaran Allah, mereka mempunyai telinga, tapi tidak dipakai untuk mendengar ayat ayat Allah. Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi, Mereka itulah orang orang yang lalai,” (QS Al A’raaf: 179 ).
Telinga mereka berlubang dan bisa mendengar, tapi tidak mau mendengarkan nasehat, anjuran, perintah dan larangan Dzat yang menciptakan telinga. Inilah yang disebut telinga pasif oleh Allah. Bukan berarti telinga ini tak aktif terhadap yang lain. Begitu musik disetel, nyanyian diperdengarkan, fitnah digunjingkan, telinga itu menjadi normal kembali, Mata mereka juga melek, tapi untuk membaca kalimat Allah mata itu menjadi rabun, malah buta sama sekali, Berbeda bila melihat lenggak lenggok artis, baik di pentas terbuka maupun di layar televisi, mata itu tiba tiba jernih, sejernih kaca TV. Mereka juga punya hati, tapi sekedar gumpalan daging yang terbalut rongga dada, Hati yang
berupa qolb tak lagi mereka punyai, paling tidak sudah lama tak terpakai. Usang, sulit dicari. Jika harus diaktifkan, masih perlu dibersihkan, diservis, bahkan mungkin dibongkar pasang dulu.
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” kata Allah dalam surah Al –israa’ 36.
Sebelum hari pertanggungjawaban itu, sebaiknya kita memanfaatkanya untuk merenung, adakah ketiga tiganya sudah berfungsi sebagaimana yang diharapkan oleh Yang Menciptakan? Atau kita masih beralasan, belum ada waktu untuk merenungkan?
Hadist Qudsi di atas adalah ajakan kepada kita untuk merenungkan sejenak arti hidup kita di dunia ini. Jelas sekali bahwa Allah tidak heran kepada manusia, sebab Dia sendiri yang menciptakan, Redaksi hadist ini dibuat sedemikian rupa, agar lebih komunikatif, agar mudah dicerna dan difahami. Lebih penting lagi, agar mudah menyentuh hati. Soal sentuh menyentuh hati ini bukan perkara sederhana, apalagi untuk ukuran sekarang ini. Bukan Mayat Berjalan orang hidup yang lupa mempersiapkan untuk hari esok, disindir oleh Nabi Muhammad Saw seperti mayat hidup yang sedang berjalan. Artinya, fisiknya hidup, tetapi hatinya telah mati.
Orang yang hatinya mati, bisa kita lihat dari berbagai tanda, Misalnya, mereka tidak peduli ada peringatan Allah atau tidak, Mereka tenang saja melenggang bahkan berjalan dengan sombong di muka bumi. Seolah dia akan bisa hidup selamanya, Orang yang hatinya mati, sering kali tidak bergetar mendengar nama Allah disebut, dan tidak bergeming meski dibacakan ayat ayat Allah. Baginya semua itu seperti tidak ada kaitan sama sekali dengan masa depan, yaitu masa depan yang begitu abadi. Orang yang hatinya mati, tidak pernah merasa bersalah meski tiap hari melanggar aturan Allah. Dia mengira tak ada orang lain yang tahu, dan dikiranya Allah tidak melihatnya. Jika berbuat maksiat, ukurannya hanya dirinya dan orang lain. Sepanjang dirinya suka, dan orang lain tidak melihatnya, dengan serta merta melakukannya. Dan masih banyak lagi tanda tanda orang yang hatinya telah mati. Maka kita hendaknya selalu ingat bahwa diri kita ini bukan mayat sedang berjalan, kita ini memang benar benar hidup sehingga harus mengisi lintasan kehidupan ini dengan penuh perhitungan matang. Kita dengan sadar melangkahkan kaki ke tujuan yang baik, Dengan sadar mengayunkan tangan ke arah yang benar. Kita buka tutup lisan kita dengan kalimat yang baik, benar, dan menyenangkan.
Orang yang jiwanya hidup, perilakunya terkontrol. Hidupnya dinamis, dan dia mempunyai standar dalam mengukur dirinya, Jika merasa salah, maka segera minta ampun, dan jika dirasakan benar, tidak menyombongkan diri. Tidak ada kata terlambat untuk mengubah arah jarum jam kehidupan ini, Kalau selama ini dirasakan arahnya salah, maka segera putar dengan penuh kesadaran ke arah yang benar. Niat dan tekad mendalam untuk menjadi manusia baik hendaknya selalu ditumbuhkan setiap kali bangun tidur. Dan meminta ampun dari segala salah dan khilaf disaat akan tidur. Bisakah?

Marah

Kemarahan seseorang bisa menjadi akibat buruk baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain yang ada disekitarnya. Orang yang lagi marah biasanya hatinya tidak terkontrol, tentunya apa yang diucapkan ataupun yang dilakukan tentunya akan jauh dari kebenaran, meskipun dia marah karena membela sesuatu yang benar. Allah lebih menyukai orang yang sabar daripada orang yang mengumbar amarah.jangan_marah
Ada statement yang menyatakan bahwa orang yang tanpa emosi adalah orang yang kurang bisa care dengan lingkungan, maka marah itu perlu katanya sebagai pelepas emosi yang memuncak. Ups, sebentar dulu, hendaknya dibedakan antara marah dan emosi. Marah itu lebih mencerminkan ledakan jiwa seseorang yang terlontar begitu saja, sifatnya sesaat biasanya, terkadang disertai tindakan anggota tubuh berupa gerakan tangan misalnya tamparan, meninju atau menggablok; juga dengan kaki misalnya tendanga; tentunya semua gerakan anggota tubuh itu adalah gerakan tak terarah dan cenderung membabi buta. Sedangkan emosi lebih cenderung mengedepankan pikiran negatif dari suatu peristiwa yang dia hadapi. Pada kondisi emosi seseorang memuncak, hatinya tertutup oleh kenyataan akan makna dibalik peristiwa yang menimpa dirinya. Emosi lebih mengarah kedewasaan seseorang ketika dia mampu mengendalikannya.
Kemarahan seseorang tentunya harus diredakan dengan pengendalian diri, dengan bersikap logowo menerima  perbedaan dari setiap orang yang memang selalu ada tentunya diharapkan mampu mengendalikan amarah dalam dirinya. Trus jangan suka menimbun amarah, lebih baik diikhlaskan aja, masalahnya kita hidup bukan untuk marah-marah. Masih banyak hal positif lain yang bisa kita lakukan ketimbang marah-marah.
Emosi menunjukkan tingkat kedewasaan seseorang, seseorang dengan tingkat pengendalian emosi yang tinggi menunjukkan seberapa kedewasaan seseorang itu terukur. Emosi juga mencerminkan siapa sebenarnya diri kita, dengan melihat kita dengan melihat orang lain yang berakibat munculnya emosi tentunya menjadikan diri kita siapa kita, seberapa kualitas diri kita.
Munculnya reaksi-reaksi sesaat, saling kecam dan bahkan cacian yang muncul bukan mencerminkan siapa-siapa, namun hal itu mencerminkan siapa sebenarnya yang melakukan itu. Diri kita hendaknya menjadi diri yang mengetahui likngkungan kita dengan bersikap yang bijak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Kita tidak perlu menjadi provokator atau pengadudomba atau calo yang hanya bisa koar-koar omong kosong, tapi diri kita bukan siapa-siapa.
Mari kita perbaiki diri kita sendiri. Mari kita bantu kaum yang benar-benar tertindas dan teraniaya. Jangan takut dan ragu dengan rintangan yang akan menghadang. Kenyataan dan fakta tentang Israel vs Palestina harus dibeberkan.

Minggu, 27 Februari 2011

Kunci Kebahagiaan Terletak di Tangan Kita



alt
Seorang yang matang dapat menggenggam kunci kebahagian ditangannya sendiri, dia tidak mengharapkan orang lain memberinya kebahagiaan, malahan dia akan membawa kebahagian dan kegembiraan kepada orang lain.
Minggu pagi seluruh keluarga dengan gembira pergi ke restoran cepat saji menikmati sarapan pagi, saya mendapat tugas berbaris mengantri memesan makanan, suami saya dan anak-anak ke lantai atas mencari tempat duduk, didepan saya hanya ada seorang yang sedang mengantri, didalam hati saya berpikir dalam 5 menit makanan sudah bisa dipesan, tetapi tidak disangka, pelayannya adalah orang baru, selalu membuat kesalahan, saya memandang ke samping kiri kanan saya semuanya sudah bergerak dengan cepat, orang-orang yang lebih lambat datang semuanya sudah mengambil makanan dan meninggalkan tempat itu, tetapi orang yang berdiri didepan saya sama sekali tidak bergerak.
Saya mulai tidak sabaran, ketika sudah sampai ke giliran saya, makanan yang saya pesan beberapa jenis sudah tidak ada harus menunggu sekitar 5-6 menit lagi, saya tetap berdiri menunggu, ketika saya melihat ke jam tangan, dari saya masuk mulai mengantri sampai sekarang sudah menghabiskan waktu 25 menit, sungguh keterlaluan!
Saya merasakan denyut jantung saya mulai lebih cepat, benar, ini adalah pertanda emosi saya mulai tidak stabil. Tetapi setelah dipikir kembali hari minggu yang demikian cerah ingin bersama dengan keluarga melewati hari minggu dengan ceria, mana boleh emosi saya dikacaukan oleh seorang pelayan yang belum berpengalaman?
Saat itu juga saya memutuskan dengan bijaksana, yaitu menolak semua orang dan lingkungan yang membuat emosi saya tidak stabil, menggenggam sendiri “Kunci kebahagiaan ditangan sendiri.” Ketika tiba giliran saya yang dilayani dan setelah ia berhasil mengambilkan semua pesanan saya, dengan tersenyum cerah saya berkata “terima kasih” lalu dengan gembira membalikkan badan dengan hati yang gembira mencari keluarga saya.
Di hati setiap orang ada sebuah kunci kebahagiaan, tetapi kita sering tidak sadar menyerahkan kepada orang lain dan dikuasai oleh orang lain. Seorang perempuan berkata kepada saya, “Hidup saya sangat tidak bahagia, karena suami saya sering ke luar kota.” Dia menyerahkan kunci kebahagiaan ke tangan suaminya, seorang ibu berkata, “Anak saya selalu tidak patuh, saya sangat marah” dia menyerahkan kunci kebahagiaan ke tangan anaknya. Pria sering berkata, “Atasan saya selalu memandang rendah saya, sehingga saya selalu emosional.” Dia menyerahkan kunci kebahagiaan ke tangan atasannya, mertua berkata, “menantu saya tidak sayang kepada saya, nasib saya sungguh malang.” Dia menyerahkan kunci kebahagiaan ke tangan menantunya, pemuda dan pemudi keluar dari toko komputer, “layanan toko ini sungguh jelek, membuat saya emosi.” Semua orang ini telah membuat kesimpulan yang sama yaitu membuat orang lain mengontrol emosi dan suasana hatinya.
Ketika kita membiarkan orang lain mengontrol suasana hati dan emosi kita, kita akan merasa kita selalu dirugikan oleh orang lain, membuat kita tidak berdaya, sehingga kita menjadi emosional dan marah-marah, mulai menyalahkan orang lain bahkan mulai berpikir, “saya demikian sengsara, semua ini adalah akibat kesalahan kamu, kamu harus bertanggung jawab atas semua penderitaan saya.” Pada saat ini kita akan melimpahkan semua kesalahan kepada semua orang yang ada disekeliling kita, meminta mereka membuat kita menjadi bahagia. Bahkan kita seolah tidak dapat mengontrol diri kita sendiri, sungguh menyedihkan hanya bisa membiarkan orang lain mengatur hidup kita.
Ini adalah jenis orang yang membuat orang lain tidak berani mendekatinya ingin menjauhinya. Seseorang yang matang dia bisa menggenggam kunci kebahagiaan ditangannya sendiri, dia tidak mengharapkan orang lain memberinya kebahagiaan, malahan dia akan membawa kegembiraan dan kebahagiaan kepada orang lain. Emosi dan suasana hatinya selalu stabil, bertanggung jawab kepada diri sendiri, bergaul dengan jenis orang ini adalah sebuah kebahagiaan bukan tekanan.
Dimanakah kunci kebahagiaanmu? Ditangan orang lainkah? Cepatlah pergi mengambilnya kembali !

Kamis, 24 Februari 2011

masa" abu - abu

Saya termasuk di antara mereka yang memiliki kenangan abu - abu. Namun membaca Kenangan Abu - Abu ini akan  membuat saya teringat dengan masa - masa SMA saya. Masa di mana saya merasa tahu dan merasa mampu berbuat apa saja, serta merasa bangga saat melakukan hal - hal bodoh seperti terlambat, bolos, mojok.

Masa - masa indah di mana kebebasan dan keberanian yang sama tidak akan bisa terulang kembali, termasuk masa di mana saya masih begitu percaya bahwa cinta adalah seperti kisah - kisah para putri Disneyland yang saya tonton, bahwa cinta adalah selalu sejati, dan tanpa cinta yang satu itu maka segalanya musnah tak berarti.

Saat itu saya juga masih percaya bahwa pria sama dengan wanita, begitu juga dengan cara berpikir mereka dan bahwa mereka akan rela melakukan dan meributkan hal - hal kecil demi perasaan mereka, seperti halnya yang dilakukan oleh kaum sejenis saya.

 Mungkin karena anak - anak ini adalah anak - anak sekarang yang sudah menonton sinetron - sinetron Indonesia dan ada di sebuah dunia bebas informasi. Reaksi yang biasa timbul dari remaja seusia ini di masa saya dulu biasanya akan mementingkan sahabat di atas apapun dan para anak lelaki biasanya sangat tabu untuk berkelahi gara - gara seorang perempuan.

tampang" bidadari blerek yang lagi narsis

foto dalam kelas

ini adalah sebuah karya anak" kelas XII IS 2 yang dapat meraih juara 1 dg usaha yang keras dan jiwa kreatif yang tinggi, kekompakan, dan sebuah pengorbanan ( 2 hari 2 malam g pulang g gnti baju, eyel"lan karo mbah gindu..sebuah pengorbanan yang tinggi) modal nekat tpi hasile memuaskan, 
oke g bruw..........!!!!!!

tampang anak IS 2 yang lagi mojok

oke g ada salahnya kita berpadu kasih yang mungkin ini akan mnjadi kenangan yang tak terlupakan dalam kehidupan kita dan akan mejadi sebuah kenangan  yang indah.........
tapi yaine anak" 3T + Iy = G . C og mlah mrai mojok....wah g maen yi.....

Selasa, 22 Februari 2011

tampang preman XII IS 2 ( bolo 3T + Iy = G . C )

toklek = ( yang paling besar )
 tongek = ( yang paling belakang klihatan kpalaya saja )
1y     = yie dien ( yang duduk di depan yang g pakai peci )
G = gogon ( yang senyum klihatan giginya sbelahnya mas tow )
C = ca' alwi ( yang paling kanan bawa sulak kaya pembantu rumah tanga )
oke.... udah lengkap

jiwa solidaritas anak IS 2

ketika menjenguk teman yang rumahya hancur karena banjir kemarin pak wanto  pak hardi semakin exist aja

it's ok perfect

Senin, 21 Februari 2011

korban banjir

3T + I Y= G . C

oke.... bruw ( 3T + I Y= G . C ) ialah nama rumus khusus anak XII IS 2 atau klau bhasa gaulya di sebut jg organisasi mosak masik anak klas IS 2 klompok yang beranggotakan bcah" bedugal yaitu tongek, toklek, and au cendri tower ( mas tow ) tu dari kta 3T, sdangkan yang 1Y ialah yie dien atau juga asnaful m. dan G . C ialah gogon n ca' alwi.... itulah yang di mksut dari 3T + I Y= G . C ... ok tmen" udah faham smua kan, ... nama itu terbentuk secara tidak di sengaja, mngkin terinspirasi dari rumus" pljaran yang di berikan pak to ( pak wanto ) pdahal blas g mudeng plajarane. . ,. byasa cah nom, mungkin ini adalah knang"an yang abadi bagi kami, . . ini adalh suatu kehormatan dan kberuntungan bagi saya mmpunyai tmen' sperti kalian ini, saya hnya berharap stelah klulusan tidak melupakn ai.... ok hanya ini saja urek"an saya hari ni, .

Minggu, 20 Februari 2011

SAHABAT

Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian

Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku

Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia

Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang

Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah

Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam

Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat

me and plend